Setelah ngidam tugas dinas beberapa bulan, akhirnya dapat juga. Kali ini ke Kalimantan Selatan. Tugasnya sederhana, mendampingi hakim-hakim muda di Kalsel dalam workshop persaingan usaha. Perjalanan kali ini tidak ada yang istimewa. Kalsel ternyata biasa-biasa saja, nggak ada yang istimewa.
Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. Salah satunya yang paling khas adalah Pasar Terapung. Namun sayangnya, karena jadwal cukup padat, kunjungan ke pasar terapung terlewatkan begitu saja.
Yang cukup membuat saya penasaran selama di Banjarmasin adalah dengan sungainya yang berwarna coklat. Usut punya usut, tanya kesana-kemarin, ternyata sungai di Banjarmasin mengandung unsur lempung yang cukup melimpah. Lebih tepatnya disebut tanah aluvial. Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah jenis tanah yang mendominasi wilayah kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metamorf yang bagian permukaannya ditutupi oleh krakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa. Pantas saja!
Semoga saja lain waktu saya berjodoh dengan Kalsel.
0 comments:
Post a Comment