Jangan mau jadi pengecut! Hidup harus berarti. Ada yang berubah, Ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti, kepercayaan harus diperjuangkan! (Chairil Anwar)   »  

Hidup Bersama Tuntutan

Untuk orang seperti simbah saya yang hidup di kampung, uang senilai seratus ribu atau sejuta tentu merupakan nilai yang cukup luar biasa. Dengan uang sejuta misalnya, simbah bisa membeli beras untuk disimpan selama beberapa bulan. Simbah juga bisa "menggadoh" kambing tetangga sebagai investasi tahunan. Bahkan dengan yang sejuta ia juga bisa menyisihkan beberapa lembar ribuan untuk cucunya yang "tercecer" di kampung A, B dan C. Tapi untuk orang yang hidup di kota, dengan semua tuntutan modern di sekitarnya, nilai sejuta adalah kecil. Sejuta bisa jadi akan habis dalam sekali "tenggak". Cukup melangkah ke diskotik, shopping dan tentu, gadget forevah.

Di kota, nilai dan kualitas sebuah gadget berarti menentukan strata dan pengakuan dari kelompok sekitar. Jika saya memiliki handphone nokia merk N-Gage, sedangkan teman saya memiliki hp nokia merk E72, maka konotasi yang terbentuk adalah "nanang cupet duite", karena saya hanya memiliki gadget murahan. Sedangkan teman saya yang memiliki E72 tersebut akan mendapatkan pengakuan bahwa ia punya kelebihan kocek sehingga mampu membeli gadget bernilai jutaan rupiah.

Hidup di kota adalah hidup dengan bersama tuntutan. Tuntutan untuk tetap bisa berkarir, makan, minum, gaul, sampai bergaya. Orang tak lagi berpikir tentang esensi hidup, "urip mung mampir ngombe".

Kadang saya jadi berpikir, menarik dan benar juga hidup menjadi seorang biksu. (november2909)

0 comments:

Post a Comment