Jangan mau jadi pengecut! Hidup harus berarti. Ada yang berubah, Ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti, kepercayaan harus diperjuangkan! (Chairil Anwar)   »  

Mengenang Teman

Awal Desember selalu mengingatkan saya pada seorang sahabat yang sudah tenang di sisi Tuhan.
Mbak Yani, sahabat saya yang mendapat julukan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Orangnya ramah, supel, rapi dan satu hal yang paling saya suka dari Mbak Yani adalah kemampuannnya "ngemong" anak-anak di komunitas Kali Code Jogoyudan. Profesinya sederhana, menjadi mediator antara LSM yang menangani ODHA dengan dokter-dokter di beberapa rumah sakit yang mau menerima ODHA. Mbak Yani sendiri termasuk orang yang positif terkena HIV-AIDS.

Mbak Yani tinggal di Jogoyudan, salah satu kampung binaan almarhum Romo Mangun yang terletak di bantaran kali Code Yogyakarta. Di sana ia menyewa kamar ukuran tiga kali tiga meter. Ukuran kamar yang bagi kebanyakan orang tak lebih dari kandang ayam, namun baginya adalah sebuah istana. "Tempat tinggal bukanlah masalah bagiku, nang. Jauh lebih penting adalah luasnya hati orang-orang di kampung ini untuk mau menerimaku", kalimat yang selalu saya ingat sampai saat ini.

Sampai saat ini pemerintah memang telah memberikan pelayanan kesehatan untuk ODHA. Namun jauh lebih penting adalah kesadaran berpikir dan bersikap ramah untuk menerima ODHA sebagai bagian dari masyarakat. Saya sendiri kurang sepakat dengan penggunaan istilah ODHA untuk "mempermudah" penyebutan orang yang menderita HIV/AIDS, karena dengan menggunakan istilah ODHA, berarti kita juga ikut memberikan "cap" terhadap seseorang.

Cap negatif terhadap ODHA jelas sangat merugikan upaya-upaya penanggulangan penyakit ini. Apalagi cap ini mengerucut pada profesi-profesi seperti perempuan pekerja seksual, waria dan anak jalanan.

Saya berdoa disini, untuk Mbak Yani dan seluruh teman-teman di luar sana yang mendapat cap ODHA, "YOU'RE NEVER ALONE".

0 comments:

Post a Comment